Bab 5
“A-apa-apaan ini…”
Iris terkejut melihat empat orang pria dan wanita yang tergeletak di tanah tepat di depan gerbang utama istana.
Tubuh mereka dililit tali. Cukup kencang agar tidak bisa kabur. Iris menghela napas sambil bergantian memandangi keempat orang yang terikat tali itu, Nana, dan wajahku.
“Yu-san… akhirnya Anda melakukan penculikan, ya? Saya paham kalau wanita, tapi kenapa pria juga?”
“Tuduhan yang kejam banget.”
Jadi begitu caramu memandangku? Jujur saja, aku cukup terkejut.
Aku mengangkat bahu dan menjelaskan.
“Mereka ini penjahat, penjahat.”
“Penjahat?”
“Yap. Kau tahu Guild Assassin? Mereka anggotanya.”
“Guild Assassin… Maksudmu, Guild Assassin yang itu!? Yang katanya beroperasi di balik bayangan kerajaan?”
“Kurasa memang Guild Assassin yang sama. Setidaknya mereka adalah kelompok yang ada di ibukota, sih.”
“Bagaimana bisa orang-orang berbahaya seperti mereka ada di sini…”
“Aku yang menemukannya, menghajar mereka, lalu membawanya kemari.”
Aku mengacungkan jempol dengan bangga.
“Hebat sekali Anda bisa menemukan anggota Guild Assassin.”
“Kebetulan saja. Aku nyaris terbunuh dan melawan balik, ternyata sepertinya mereka menerima komisi pembunuhan terhadapmu. Jadi kubawa saja mereka ke sini. Keren, ‘kan?”
“Komisi pembunuhan… terhadapku!?”
Sepertinya itu fakta yang mengejutkan, mata Iris terbelalak. Para prajurit yang menjaga gerbang utama juga tampak sama terkejutnya.
Sebaliknya, aku berkata,
“Masa kau tidak menyangka akan jadi target? Kliennya pasti orang dari kekaisaran. Bagi negara musuh, keberadaanmu itu terlalu mengganggu. Kalau bisa dibunuh, itu hasil sempurna. Kalau hanya melukai parah pun sudah bagus… kira-kira begitulah pemikiran mereka.”
“Tidak mungkin…”
“Tapi tenang saja. Mereka lemah, dan kalaupun muncul pembunuh yang lebih kuat darimu… aku yang akan membunuhnya. Aku pasti akan melindungimu, Iris.”
“Y-Yu-san…~~~~!”
Entah karena malu atau apa, wajah Iris memerah. Meski begitu, dia tersenyum gembira.
“Ah, sudahlah! Apa-apaan ucapanmu itu… hehehe.”
Dia tertawa.
Pilih satu, dong. Mau marah atau tertawa. Dasar gadis manis sialan.
Dalam hati aku bertepuk tangan atas reaksi Iris. Seluruh duniaku bersorak gembira.
“Yah, pokoknya begitulah. Untuk sementara, minta tolong pada prajurit untuk memasukkan mereka ke penjara atau semacamnya.”
“Baiklah. Maaf, bisakah Anda meminta bantuan prajurit tambahan?”
Saat Iris berkata demikian pada salah satu prajurit yang menjaga gerbang utama, pria itu memberi hormat dengan tegas dan berkata,
“Siap, laksanakan! Mohon tunggu sebentar!”
Dia pun berlari ke arah yang berlawanan.
Mungkin dia menuju ke semacam pos jaga. Di dalam istana ada tempat seperti barak tempat tinggal para prajurit yang bertugas di istana. Tentu saja, di bawah tanah juga ada penjara untuk menahan para penjahat.
Jelas, sulit mengangkut empat orang dewasa yang pingsan tanpa jumlah orang yang memadai. Karena itulah dia meminta bantuan.
Sembari menunggu bantuan datang, Iris melanjutkan percakapan.
“Omong-omong… gadis kecil itu siapa? Jangan-jangan ini benar-benar penculikan? Maaf, saya tidak memerhatikan.”
“Aku belum mengatakan apa-apa, lo.”
Yang Iris tanyakan adalah gadis kecil yang dari tadi bersembunyi di belakangku—Nana.
Dia menggenggam bajuku sambil terus memandangi Iris.
“…Iris Rune Aldnoah.”
“? Iya. Rupanya Anda tahu tentang saya, ya.”
“Mantan target.”
“Target!? A-apa maksudnya?”
“Tepat seperti yang kau dengar. Anak ini mantan assassin.”
“Mantan assassin!? Kenapa Anda membiarkan anak sekecil itu berkeliaran…”
“Hei, hei. Bagaimanapun juga, menahan gadis sekecil ini itu tidak benar. Lagipula, dia anak yatim piatu yang dipungut oleh Guild Assassin. Katanya dia anak buangan.”
“Anak buangan…”
Raut wajah Iris bercampur kesedihan. Matanya memancarkan simpati.
Aku juga merasakan hal yang sama. Dia—Nana, telah menjalani hidup yang terlampau menyedihkan.
“Jadi begitulah, mulai hari ini Nana akan jadi pengawalmu.”
“—Hah!? Saya tidak mengerti maksudnya!”
“Yah, dia tidak punya tempat untuk pergi, ‘kan? Tapi rasanya juga tidak enak kalau harus menyerahkannya sebagai anggota Guild Assassin… Makanya aku menawarinya pekerjaan.”
“Dan pekerjaan itu adalah menjadi pengawalku?”
“Bukankah lebih baik punya banyak pengawal?”
“Aku tahu detail tentang target. Serahkan padaku,” ujar Nana.
“Anak ini bicara sesuatu yang mengerikan!? Apa benaran tidak apa-apa!?”
“Hahaha. Tidak boleh begitu, Nana. Jangan panggil Iris ‘target’. Kebiasaan lamamu belum hilang rupanya.”
“Hm, mau bagaimana lagi. Aku baru saja ganti pekerjaan beberapa jam yang lalu.”
“Saya merasa ini sangat berbahaya. Bolehkah saya menolak?”
“Kalau begitu, Nana akan jadi gelandangan tanpa tempat tinggal. Kasihan sekali… Hanya karena Iris tidak memberi izin, masa depan anak ini…”
Aku pura-pura menangis. Nana juga membenamkan wajahnya ke bajuku dan berkata dengan nada datar,
“Sedih sekali…”
Wajah Iris berkerut sangat tidak puas. Hei, jangan pasang wajah seperti itu di depan anak kecil.
“Tenang saja. Nana belum pernah menerima komisi pembunuhan. Katanya, pekerjaannya selama ini lebih ke pengumpulan informasi.”
“Hm, karena itu aku ingin dipercayakan untuk mengumpulkan informasi. Pembunuhan hanya semacam hobi,” tambah Nana.
“Itu malah bikin makin cemas!? Mana mungkin kita mempekerjakan orang yang hobinya membunuh!? Tolong jangan libatkan saya dalam hobi Anda, Yu-san!”
“Kok jadi aku yang kena… Sudah kubilang tidak apa-apa. Kau juga bisa merasakannya, ‘kan, Iris? Anak ini tidak punya niat jahat.”
Karena suatu alasan, Iris bisa merasakan niat jahat orang lain secara kasar. Lebih seperti insting, tapi dia pasti bisa tahu kalau Nana sama sekali tidak punya niat jahat padanya.
Sejenak keheningan mengambang, lalu Iris menghela napas.
“…Haah. Baiklah. Memang benar seperti kata Yu-san, saya tidak merasakan niat jahat dari anak ini. Mungkin dia sebenarnya anak yang murni.”
“Terima kasih, Iris! Kau berhasil, Nana. Mulai hari ini kau juga bekerja di istana~ Bersiaplah untuk gajimu!”
“Tentu saja saya tidak bisa memperlakukannya sebagai pengawal resmi. Dia masih sekitar 10 tahun, ‘kan?”
“Eh? Jadi kau mau mempekerjakannya tanpa bayaran? Kok bisa ada sistem kerja seburuk itu?”
“Tolong jangan bicara seolah-olah saya orang jahat. Saya akan memotongnya dari gaji Yu-san.”
“A-apa katamu…!?”
Seluruh tubuhku terguncang. Gajiku dipotong setengah? Ini, sih, yang namanya sistem kerja buruk.
Tapi aku juga tidak bisa protes lebih jauh. Sudah bagus Iris mau menerima Nana yang mantan assassin. Kalau Iris menolak mentah-mentah, aku juga terpaksa harus meninggalkan istana.
“Tentu saja… Oh? Sepertinya prajurit bantuan sudah tiba.”
Dari kejauhan, terlihat beberapa prajurit berjalan mendekat.
Aku menyerahkan empat anggota Guild Assassin yang kutangkap kepada mereka. Sisanya adalah tugas para prajurit.
“Tolong urus mereka, ya.”